Ma'ruf Amin Memaafkan Soal Hinaan 'Babi' dari Habib Jafar Shodiq
RIAUMANDIRI.ID, JAKARTA - Video ceramah Habib Jafar Shodiq yang diduga menghina Wakil Presiden Ma'ruf Amin dengan istilah babi viral di media sosial. Ma'ruf pun memaafkan Habib Jafar.
Dalam video yang beredar luas di media sosial, Habib Jafar awalnya berbicara mengenai sebuah riwayat pada zaman Nabi Musa. Habib Jafar menuturkan ada seseorang yang belajar ilmu agama namun ilmu tersebut digunakan untuk mengejar urusan dunia.
Atas hal itu, menurut Habib Jafar, Allah SWT menjadikan orang tersebut menjadi babi. Habib Jafar mengatakan Nabi Musa kaget dengan hal itu dan berdoa kepada Allah agar mengembalikan babi tersebut menjadi manusia.
Barulah Habib Jafar menyinggung ustaz-ustaz bayaran di era sekarang. Dia juga bertanya kepada jemaah mengenai sosok Ma'ruf Amin.
"Maka kalau ada zaman ustaz-ustaz sekarang andai kata ada ustaz-ustaz bayaran, ada ustaz-ustaz target yang di zaman Nabi Muhammad SAW, hidup di zaman Nabi Musa AS sudah berubah menjadi seekor babi," ujar Jafar.
"Berarti ustaz-ustaz bayaran apa? (Dijawab jemaah: babi). Apa? (babi). Apa? (babi). Saya tanya Maruf Amin babi bukan? (Dijawab jemaah: babi). Babi bukan? (babi)," kata Jafar disambut teriakan jemaah.
Menanggapi hal itu, Ma'ruf mengatakan ceramah Habib Jafar dilakukan sebelum Pilpres 2019. Ma'ruf menyebut pernyataan Habib Jafar kebablasan.
"Kalau nggak salah itu kan masih dalam rangka pilpres ya, itu kan memang kebablasan lah, kan itu narasi permusuhan, narasi kebencian, berlebihan lah, menurut saya itu tidak baik. Oleh karena itu, supaya tidak diulangi lagilah yang seperti itu," kata Ma'ruf di Istana Wapres, Jakarta Pusat, Rabu (4/12/2019).
Ma'ruf menegaskan tak akan melaporkan Habib Jafar ke polisi. Dia berharap Habib Jafar bisa berubah ke arah yang lebih baik.
"Oh tidak, mudah-mudahan tentu dia bisa menyadari saja dan mengubah cara bernarasi, jangan menyampaikan pesan-pesan... agar lebih baik," ujar dia.
"Kalau bagi saya itu memang harus memaafkan orang yang memang lagi, bagaimana yah, depress. Ya kebablasan saya kira itu," sambung Ma'ruf.**